Feeling Ekstrovert
Menyebarkan Keceriaan dan menguatkan sekitar

FEELING EXTROVERT DALAM KONSEP STIFin
Extraverted Feeling (Fe), atau yang sering disebut Feeling Ekstrovert, adalah salah satu fungsi kognitif dalam teori Jung dan MBTI. Fungsi ini berfokus pada hubungan sosial, norma-norma bersama, serta perasaan dan kebutuhan emosional orang lain.
Individu dengan dominasi Fe biasanya peka terhadap perasaan lingkungan sekitar, mudah berempati, dan memiliki dorongan kuat untuk menciptakan keharmonisan dalam kelompok.
Dalam konsep STIFIn, tipe Feeling Extrovert digerakkan oleh sistem limbik kanan yang membuat mereka mengutamakan kehangatan emosional dan koneksi sosial. Cara kerja pikirannya cenderung dari luar ke dalam, artinya mereka menyerap suasana hati lingkungan terlebih dahulu, baru kemudian memprosesnya dalam diri.
Seseorang dengan dominasi Fe biasanya:
Mudah memahami perasaan orang lain tanpa harus dijelaskan secara verbal.
Termotivasi untuk membantu, melayani, dan menjaga kenyamanan sosial.
Senang bila bisa menjadi bagian dari kelompok dan memberi dampak positif pada orang lain.
Kelebihan Feeling Extrovert (Fe)
- Empati tinggi – memahami dan merasakan emosi orang lain dengan mudah, seolah-olah ikut mengalami perasaan tersebut.
- Pandai membangun hubungan – Mampu menciptakan suasana akrab dan nyaman dalam pergaulan.
- Diplomatis dan harmonis – Cenderung mengutamakan kerja sama, menjaga hubungan baik, dan berusaha menghindari konflik terbuka demi terciptanya suasana yang damai.
- Mendorong dan memotivasi orang lain – Sering menjadi sumber semangat bagi lingkungan sekitarnya.
- Peduli dan melayani – Memiliki kepuasan tersendiri ketika bisa membantu orang lain.
Kelemahan Feeling Extrovert (Fe)
- Terlalu mengutamakan orang lain – Sering mengabaikan kebutuhan diri sendiri demi menjaga kenyamanan orang lain.
- Mudah terbawa emosi lingkungan – Suasana hati bisa berubah mengikuti kondisi sekitar.
- Sulit mengatakan “tidak” – Rentan dimanfaatkan karena terlalu ingin menyenangkan orang lain.
- Kurang tegas dalam keputusan pribadi – Cenderung ragu ketika keputusan bisa menyinggung orang lain.
- Mudah stres bila terjadi konflik – Ketidakharmonisan sosial dapat membuat mereka merasa terbebani.
Mengapa Feeling Extrovert Cocok Menjadi Coach
- Empati dan kepedulian tinggi
Seorang coach harus mampu memahami kondisi klien secara emosional. Fe yang sensitif terhadap perasaan orang lain memudahkannya dalam proses mendengarkan dan memberi arahan dengan penuh empati.
- Kemampuan membangun hubungan dan kepercayaan
Dalam coaching, rasa aman dan percaya sangat penting. Fe mampu membuat klien merasa dihargai, didukung, dan nyaman untuk terbuka.
- Motivator alami
Feeling Extrovert mampu membangkitkan semangat klien, mendorong mereka untuk mencapai tujuan, dan memberi dorongan positif saat mereka merasa ragu.
- Fokus pada keharmonisan dan pengembangan orang lain
Tujuan coaching adalah membantu orang lain berkembang. Kecenderungan Fe untuk mendahulukan kebutuhan orang lain menjadikannya selaras dengan peran ini.
- Fleksibel dalam komunikasi
- oleh karena itu orang yang memiliki FE meliliki Kepekaan sosial Fe membuatnya mudah menyesuaikan gaya komunikasi agar lebih diterima oleh klien.